Senin, 27 Oktober 2014

Vegan menyelamatkan Dunia

Keberlangsungan Hidup Dunia berada di tangan Anda
Pemanasan global sedang menyebabkan bencana dengan kehilangan besar jiwa manusia. Dan meningkatnya temperatur dapat mengantar lebih dari sejuta tumbuhan dan satwa menuju kepunahan


SELAMATKAN KEHIDUPAN MANUSIA
  • 20% dari populasi dunia atau 1,4 miliar manusia dapat diberi makan dengan hasil panen dan kedelai yang diberikan untuk perternakan di Ameria Serikat saja.
  • Jutaan manusia di seluruh dunia dihadapkan dengan angin topan, gelombang panas, kekeringan, banjir,kebakaran dan kekurangan air.
  • Ilmuwan memperkirakan bahwa pemanasan global akan menelantarkan 150 juta orang 50 tahun kedepan
SELAMATKAN KEHIDUPAN SATWA
  • Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa, 10 milliar satwa disembelih setiap tahunnya.
  • Menurut Uni Eropa, jumlah setiap tahunnya adalah 300 juta sapi, domba, babi dan 4 juta ayam
  • Di Kanada, 650 juta satwa dibunuh setiap tahunnya
SELAMATKAN KEHIDUPAN KITA SENDIRI
  • Meningkatkan harapan hidup sampai 15 tahun
  • Mengurangi resiko penyakit jantung sebesar 50%
  • Mengurangi resiko operasi jantung sebesar 80%
  • Menurunkan tekanan darah
  • Menurunkan kadar kolesterol
  • Mengurangi diabetes tipe 2
  • Mencegah kondisi stroke
  • Membalik aerosklerosis
  • Mencegah berbagai bentuk kanker
  • Sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat
SELAMATKAN KEHIDUPAN ANAK - ANAK KITA
" Kita memegang masa depan di tangan kita. Bersama- sama, kita harus memastikan bahwa anak cucu kita tidak harus bertanya mengapa kita gagal melakukan hal yang benar, dan membiarkan mereka menanggung akibatnya"

SELAMATKAN KEHIDUPAN SATWA LIAR
  • Punahnya 65 spesies amphibi di Amerika Tengah dan Selatan terkait langsung dengan pemanasan global
  • Spesies satwa seperti kijang , kura - kura dan burung hanya ditemukan di ujung selatan Afrika karena tidak bisa bergerak lebih jauh ke selatan pada saat pemanasan menjadi tidak tertahankan
  • Lebih dari dua - pertiga spesies burung di Australia dan lebih dari sepertiga dari mereka di Eropa dapat dengan mudah terhapus dari muka bumi
SELAMATKAN KEHIDUPAN SPESIES HUTAN HUJAN
 Penggembalaan ternak menyebabkan kerusakan pada hutan hujan. Dan dengan itu, membawa kepunahan pada lebih dari setengah spesies dan tanaman dunia.

SELAMATKAN KEHIDUPAN SPESIES LAUTAN
  • Polusi dari peternakan satwa menghancurkan lautan di dunia. Nitrogen dari kotoran satwa dan pupuk menyebabkan peningkatan secara besar-besaran pada ganggang, meninggalkan sedikit oksigen bagi kehidupan laut lainnya. Di banyak wilayah, hampir semua satwa dan tanaman laut telat mati.
  • Tambak ikan menciptakan sejumlah besar tinja, bangkai ikan dan antibiotik yang membusuk dan menyebabkan dasar laut teracuni.
  • Polusi dan penangkapan ikan yang berlebihan menyebabkan kekurangan pasokan makanan bagi satwa laut. Ikan-ikan paus kehilangan berat badannya.
"Keanakeragaman kehidupan di Bumi sedang mengalami tragedi yang "besar dan tersembunyi" yang memerlukan tanggapan skala global sekarang juga untuk mengatasi perubahan iklim, menurut salah satu ahli biologi dunia yang paling terkemuka. Prof Edward Wilson, seorang ahli ekologi yang telah digambarkan sebagai "pewaris alami darwin" dan dielu-elukan oleh novelis Ian McEwan sebagai seorang "pahlawan intelektual"  dan penulis "yang memberi inspirasi", mengatakan kepada The Guardian bahwa ancaman itu begitu suram sehingga ia mendorong pembentukan sebuah badan bakar internasional seperti Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC)."

 
JIKA 1 ORANG MENJALANKAN VEGAN SELAMA 1 TAHUN
=
MENGURANGI
3.267 PON EMISI CO2
Setara dengan penghematan dari sama sekali tidak memakai berbagai perangkat ini selama satu tahun:
+
MENGHENTIKAN
5 ORANG DARI MATI KELAPARAN

Kita bisa memberi makan kepada 5 kali lebih banyak orang jika kita menggunakan tanah untuk menanam tanaman pangan untuk langsung dimakan oleh manusia alih-alih menanamnya untuk pakan ternak dan kemudian memakan daging mereka.
+
MENYELAMATKAN
25 KEHIDUPAN
0.4 sapi             0,5 babi
0,1 domba         24 ayam

Jika seluruh penduduk Amerika Serikat yang jumlahnya 301 orang makan 2/3 lebih sedikit daging.
=
297 MILIAR KG
emisi CO2 dapat dikurangi.

+
1 MILIAR orang yang kelaparan dapat diberi makan.
Cukup untuk menghentikan kelaparan dunia!
+
5 MILIAR kehidupan satwa dipertahankan

Rabu, 15 Oktober 2014

Sepotong daging penuh bahan kimia

Menurut data statistik, hampir 20.000 jenis obat yang legal maupun illegal digunakan di seluruh peternakan hewan. Sistem peternakan sepenuhnya mengandalkan penggunaan antibiotik, hormon kimia, bovine somatotropin, penicillin, erythromycin, nitrat, nitrit, pestisida, herbisida, obat penenang, pewarna, bahan pengawet, obat penghilang bau, penyinaran radioaktif, dan bahan kimia lainnya. Orang memakan daging berarti turut memasukkan semua zat kimia ini ke dalam tubuh, sama dengan bunuh diri secara perlahan.

Kini lautan telah tercemar oleh 100.000 lebih jenis bahan kimia, semua ini telah meresap ke dalam daging semua makhluk yang hidup di dalam laut. Orang yang makan ikan/seafood berarti juga memasukkan zat kimia berbahaya seperti Polychlorinated BiPhenyls ke dalam tubuhnya, yang bisa mengakibatkan keguguran, stroke, radang hati. Juga lumrah terjadi keracunan mercury  (air-raksa), keracunan makanan dan penyakit lainnya.

Gary and Steven Null dan Buku "Poisons in Your Body" menuliskan : Agar hewan ternak tetap hidup, tumbuh besar dan gemuk, tiada hentinya disuntik obat penenang, hormon, antibiotic, dan 2700 jenis obat-obatan kimia. Seluruh proses tersebut bahkan sudah mulai berlangsung sejak hewan tersebut belum lahir! Hingga sesudah mati pun masih terjadi! ketika anda memakan daging, sadarilah! Semua racun tadi juga termasuk dalam daging tersebut! Anehnya, Hukum tidak membuat peraturan yang mengharuskan pencantuman obat-obatan kimia tadi di atas kemasan pembungkus daging tersebut.

Giorgio Cerquetti dalam Buku "The Vegetarian Revolution" menuliskan : Bahkan setelah melalui proses pengolahan dan telah matang dimasak, bahan / obat kimia yang masih tersisa dalam daging tetap bersifat aktif, terus-menerus masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi daging dan pelan-pelan terakumulasi, setelah cukup lama, bahan kimia yang menumpuk dalam tubuh akan mulai bereaksi merusak tubuh, tubuh melemah secara perlahan, organ tubuh pun mengalami kerusakan dini.

Para Ilmuwan di Lawrence Livermore National Laboratory, mengadakan penelitian selama 5 tahun terhadap ribuan kilogram hamburger, untuk menyelidiki senyawa racun apa saja yang terbentuk dalam daging yang dimasak. Ternyata mereka menemukan sedikitnya ada 8 jenis bahan kimia yang berkaitan dengan kanker dan kerusakan kromosom. Seorang peneliti senior mengatakan, "Anda takkan memperoleh struktur seperti ini saat memasak tahu."

Sepotong Daging Penuh Racun

Deepak Chopra, seorang dokter, Vegetarian, Penulis
Janganlah meracuni tubuhmu ! Baik melalui makanan, minuman maupun emosi negatif.

Daging adalah perusak terbesar tubuh manusia.

Kandungan racun dalam satu kilogram daging panggang setara dengan 600 batang rokok. Saat dipanggang, daging menimbulkan racun yang disebut Benjopyrene (karsinogen yang sangat kuat) dan Methylcholante\hrene \, penyebab tumor ganas dan kanker darah. Dalam daging terdapat banyak : nitrogen, racun bangkai, kolesterol, uric acid, urea, bakteri menular : Salmonella, racun kimia, racun DDT, racun antibiotika, dan sel yang rusak. Makan daging hewani bisa mengakibatkan : pengerasan pembuluh darah / Osteoporosis, batu ginjal, batu empedu, penyakit jantung, kencing manis, diabetes, tekanan darah tinggi, pengerasan hati/ liver, kanker, radang pancreas, radang persendian (Arthritis), wasir, Skelrosa ganda, pe;ebaran pembuluh balik (Varices), Diverticulosis, radang usus, kegemukan / obesitas, dll.

  • Setelah hewan dibunuh, secara terbentuk zat pembusuk yang disebut "ptomaines". Proses pembusukan telah dimulai sejak dari rumah jagal, sampai dijual, disimpan, disiapkan, disajikan, hingga dimakan ! Dapat dipahami, berapa jauh proses pembusukan itu telah berlangsung ! Terbentuk betapa banyak zat-zat racun yang dapat menghancurkan organ-organ dalam tubuh kita!
  • Panjang usus manusia sekitar 6 kali tinggi badan manusia atau +/-  9 e\meter. Daging telah mengalami proses pembusukan terakhir ketika dimakanm dan semakin membusuk dalam perut manusia, dan pembusukan masih berlangsung lama dalam usus sehingga tercipta banyak racun yang memperbesar beban kerja hati (liver), hal ini mengakibatkan pengerasan organ hati (liver), terjadilah kanker hati/liver. Konstipasi (susah buang air besar), wasir, atau kanker usus
  • Ketika hewan akan disembelih, susunan biokimia dalam tubuhnya mengalami perubahan yang sangat besar oleh karena rasa takut, rasa sakit, emosi tinggi, kepanikan, kesedihan, kebencian, dendam, dll, sehingga terjadi produksi racun berlimpah yang mengalir ke seluruh daging. Menurut Institut Nutrisi di Amerika, daging dan darah binatang tersebut penuh dengan racun yang mematikan.
  • Ketika masih hidup, hewan perlu mengeluarkan zat sisa beracun dari seluruh sel tubuhnya berupa adrenalin, urin, asam laktat, urea, dan uric acid / asam urat. (1 pon / 5 ons daging sapi mengandung 14 gram uric acid). Tetapi begitu disembelih, semua zat-zat racun itu terserap oleh tubuhnya sendiri. Dengan makan daging, berarti kita telah memasukkan semua racunnya ke dalam tubuh kita !
  • Berikut adalah kisah nyata dalam dunia kedokteran yang terjadi di Amerika Serikat : Seorang Ibu memiliki 2 anak di mana sebelum mencapai usia 2 tahun, keduanya meninggal berturut-turut. Sang Ibu ketakutan, sehingga saat hamil Janin yang ketiga, ia memohon petunjuk seorang dokter. Dokter yang heran terhadap kematian dini kedua anak Ibu itu lalu mendiagnosa secara mendetil. Sampailah saat menanyakan tentang keadaan ketika menyusui anaknya. Ia pun menjawab secara jujur, "Setiap hari aku bertengkar dengan suami. Tersentak bangun oleh suara keras, bayiku menangis dan berteriak. Begitulah, setiap kali bayiku menangis ketika kami bertengkar, aku langsung menyusuinya. "Saat bertengkar, seluruh kelenjar dalam tubuh manusia memproduksi racun dalam jumlah besar, air susu dari tubuh sang Ibu walau minum ASI tetapi kedua anaknya hanya hidup sampai 2 tahun. Akhirnya, setelah menaati himbauan dokter agar mengubah kebiasaan hidup " bertengkar, tangisan, menyusui", barulah anak ke-3 dari Sang Ibu berhasil hidup terus. Jadi, setiap orang perlu ingat selalu, tiada makhluk yang rela ditangkap dan dibunuh, tiada makhluk yang ikhlas disiksa dan disembelih, tiada makhluk yang ketika dibantai dalam kondisi perasaan positif, damai bahagia, atau tenang stabil ! Setiap makhluk yang dianiaya, disembelih dan dibunuh, mati dalam kondisi penuh racun ! Mati tua atau karena penyakit pun sama halnya penuh racun!



Senin, 13 Oktober 2014

BAGAIMANA DENGAN IKAN?

Bagaimana Dengan Ikan?
Apakah Anda berpikir bahwa ikan adalah makanan sehat? Sebaiknya Anda memikirkannya kembali.


Kesehatan Anda :

Saat ini, daging ikan mengalamio kontaminasi parah berbagai bahan kimia beracun yang dihasilkan manusia. Racun-racun ini telah diidentifikasi sebagai penyebab kanker,. kemunduran kecerdasan otak, dan kntaminasi bakteri. Ikan hidup di air yang sangat terpolusi yang mana tidak mungkin akan Anda minum. Tetapi Anda tidak sadar bahwa setiap kali Anda makan ikan, Anda juga memasukkan racun-racun tersebut ke dalam tubuh Anda, antara lain: bakteri, logam-logam berat, dan pengontaminasi lainnya. Tubuh ikan menyerap racun-racun yang ada pada habitatnya. Semakin tinggi posisi seekor ikan dalam rantai makanan, maka semakin beracun ikan tersebut jadinya. Ikan-ikan yang besar (seperti tuna dan salmon) memakan ikan-ikan kecil dan mereka menyerap juga racun0racun yang ada dalam tubuh mangsanya.

Racun yang banyak ditemukan pada ikan adalah PCBs (polychlorinated biphenyls), yang mana menyebabkan ikerusakan hati, kelainan jaringan syarat, dan gangguan janin, dioksin, biasanya terkait dengan kanker; radioaktif, misalnya strontium 90; dan masih banyak logam-logam berbahaya seperti mercury, cadmium, chromium, lead, dan arsenic, yang mana dapat menyebabkan gangguan-gangguan mulai dari kerusakan ginjal sampai dengan gangguan perkembangan mental. Dan kabar buruknya, sekali dikonsumsi racun-racun ini dapat mengendap sampai beberapa dekade.

Masyarakat Indonesia sendiri pernah menjadi contoh kontaminasi parah logam berat pada ikan dalam kasus 'Minamata' di teluk Buyat beberapa waktu yang lalu. Para penderita penyakit minamata saat itu banyak yang mengalami kerusakan syaraf dan kemunduran kecerdasan otak yang signifika. Sebagaimana juga Anda ketahui, laut adalah tempat pembuangan akhir segala sampah manusia yang dapat larut di air, mulai dari tinja (kotoran manusia maupun hewan) sampai dengan bahan-bahan kimia yang larut di air. Jadi, dengan makan ikan, Anda juga telah mengambil resiko untuk terkontaminasi bakteri-bakteri dalam kotoran seperti salmonella, listeria, dan E.coli.

Di AS (Amerika Serikat), seafood adalah penyebab nomor satu dalam kasus keracunan makanan. Menurut sebuah laporan dari GAO (General Accounting Office) AS, industri seafood tidak diregulasi dengan bvaik. Faktanya, FDA (Food and Drug Administration) AS bahkan tidak terlalu peduli untuk melakukan tes pada daging ikan terhadapkemungkinan kontaminasi racun-racun kimia maupun bakteri-bakteri berbahaya. Jurnal akademis yang berjudul Environmental Microbiology yanbg diterbitkan pada bulan Juli 2006 memperingatkan akan bahaya yang ditimbulkan oleh antibiotik yang diberikan pada ikan-ikan di peternakan. Obat-obatan ini diberikan agar ikan-ikan dapat bertahan hidup dalam kondisi yang penuh sesak dan tercemar oleh berbagai kotoran.

Para ilmuwan sangat mengkhawatirkan timbulnya bakteri-bakteri yang kebal terhadap antibiotik karena pemakaian antibiotik dalam jumlah besar dan terus menerus pada ikan ternak. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya jenis-jenis penyakit baru yang tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan yang ada saat ini. Contoh yang sama terjadi pada unggas dalam kasus flu burung. " Apabila kita tidak menghentikan penggunaan antibiotik prophylatic di peternakan ikan, jangan heran jika kita akan menemukan lebih banyak bakteri patogen yang kebal terhadap antibiotik bermunculan, menyebabkan peningkatan penyakit pada ikan, hewan, dan juga manusia," kata Dr.Felipe Cabello, penulis jurnal ini.